Seorang sahabat saya melahirkan putri pertamanya dengan lancar, sehat, dan tanpa jahitan. Tidak terlalu sakit katanya. Wow…apa rahasianya?
Ternyata, sahabat saya itu rajin mengkonsumsi sari buah kurma dan madu ketika hamil, terutama di trimester terakhir kehamilannya. Beberapa teman lain juga merekomendasikan sari buah kurma pada saya, karena konon katanya, sari buah kurma akan memberikan nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh ibu hamil dan menyusui. Sehingga saat melahirkan menjadi mudah, bayi sehat, dan ASI berlimpah. Benarkah begitu?
Selama ini, kita hanya tahu buah kurma adalah buah khas Timur Tengah. Dan hanya bisa dijumpai pada saat bulan Ramadhan. Harganya pun relatif mahal untuk kualitas kurma yang bagus. Namun, siapa sangka, bahwa ternyata sari buah kurma memiliki segudang manfaat bagi kesehatan.
Kurma adalah buah yang kaya akan nutrisi. Di dalamnya terkandung karbohidrat, fiber, kalsium, kalium, vitamin B kompleks, magnesium, dan zat besi.
Pada kurma kering terdapat kandungan 70% karbohidrat, sedangkan pada kurma basah ada kandungan 60% karbohidrat dalam bentuk glukosa dan fruktosa. Kedua jenis gula ini tidak berbahaya karena hasil olahan alami. Glukosa dan fruktosa alami ini sangat mudah diserap oleh tubuh. Dan fungsinya adalah untuk menggantikan energi yang hilang. Itulah mengapa, orang berpuasa dianjurkan untuk berbuka dengan kurma terlebih dahulu. Dan bagi ibu hamil, energi dari gula yang dihasilkan, bermanfaat untuk menambah kekuatan pada saat persalinan.
Kurma juga merupakan salah satu sumber alami terbaik kalium. Kalium merupakan mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan kontraksi otot termasuk otot jantung, dan mengatur tekanan darah.
Kandungan kalsium dalam kurma sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tulang dan gigi pada janin, juga sangat bermanfaat untuk ketahanan tulang bagi ibu hamil itu sendiri. Kita sering kali disodori vitamin penguat tulang atau suplemen tambahan untuk kalsium oleh dokter atau bidan. Namun, kandungan kalsium dalam sari buah kurma ternyata dapat mencukupinya.
Zat besi dalam sari kurma bermanfaat untuk produksi hemoglobin dan sel darah merah. Akan sangat melindungi ibu hamil dari kekurangan sel darah merah atau anemia. Jika kebutuhan akan zat besi ini terpenuhi, maka peredaran darah akan lancar dan sari-sari makanan akan beredar dengan lancar karenanya.
Dan yang tak kalah penting, kurma mengandung suatu hormon yang sering disebut dengan hormon potuchin, yang menurut para pakar medis, hormon ini berfungsi untuk mengikat rahim dan otot rahim sehingga dapat membantu mengurangi pendarahan pasca melahirkan. Selain itu, ada hormon oksitosin yang dapat membantu merangsang kontraksi pada otot-otot rahim sehingga mempermudah persalinan. Hormon ini juga akan membantu memacu kontraksi di pembuluh darah vena yang ada di sekitar payudara ibu, sehingga memacu kelenjar air susu untuk memproduksi ASI.
Kandungan fiber atau serat pada sari buah kurma juga merupakan yang paling besar dibandingkan buah-buahan lain. Fiber ini bermanfaat untuk memperlancar proses pembuangan, sehingga pada saat persalinan, tidak ada sisa-sisa makanan yang berbentuk tinja menumpuk di usus dan memperlambat proses persalinan.
Rasa buah kurma memang khas, yakni sangat manis dan pekat. Bagi yang tidak suka makanan terlalu manis seperti saya, mungkin akan kurang suka pada awalnya. Tapi, melihat manfaat dan kandungannya yang luar biasa banyak, hmm…sepertinya kita harus belajar untuk menyukainya.
Sari buah kurma bisa kita jumpai di toko-toko. Kita bisa mengkombinasikannya sebagai selai untuk roti, campuran susu, atau meminumnya dengan tambahan air.
Pengalaman saya, setelah saya mengkonsumsi sari buah kurma, saya menjadi tidak mudah lelah. Bahkan ketika saya harus menjalani puasa mengqadha puasa saya di saat saya hamil, saya memiliki tambahan energi dan tidak mudah lapar. Sari kurma juga membuat nafsu makan bertambah, sehingga di awal kehamilan, ada pengganti makanan hilang karena muntah.
No comments:
Post a Comment